Hai sahabat yang beruntung… apa kabar? Sehat-sehat ya kawan… Kali ini kami akan menceritakan kisah mengenai “3 Permintaan” selamat menikmati…

Di suatu desa yang asri, hiduplah 3 orang sahabat, mereka bersahabat sejak masih kecil, mereka selalu bermain bersama, dan mereka sering menceritakan mengenai impian mereka kelak, ketika mereka dewasa, dan ketiga sahabat ini memimpikan hal yang sama, yaitu ingin menjadi orang yang sukses dan bahagia suatu saat nanti.

Tibalah saatnya ketiga sahabat ini tumbuh dewasa, namun apa yang mereka impikan saat mereka kecil belum terwujud, mereka merasa bahwa mereka belum sukses dan belum bahagia. Karena sudah cukup lama mereka berpisah, maka mereka merencanakan untuk bertemu sekaligus mereka pulang kampung ke desa.

Setelah mereka sampai di desa, ketiga sahabat tersebut langsung keliling desa untuk nostalgia, mengingat kembali masa kecil mereka, mereka berkeliling desa sampai tiba di suatu gua yang belum pernah mereka temukan semasa kecil mereka. Sahabat pertama berkata: “Hei kawan, lihat didepan kita ada gua besar, kayaknya waktu kita kecil, Gua tersebut tidak ada deh?”

Perkataan sahabat pertama langsung disambut oleh sahabat kedua: “Iya benar, saya ingat betul dulu tempat ini merupakan hamparan padi yang luas, kenapa sekarang ada gua besar di tempat ini?” Sahabat ketiga berkata: ”Ayo… coba kita masuk, kita lihat gua apakah itu sebenarnya, tapi berbahaya atau nggak ya Gua tersebut?”

Walaupun ketiga sahabat tersebut merasa takut, namun karena penasaran mereka bertiga akhirnya masuk ke dalam gua tersebut, begitu mereka masuk, ternyata gua tersebut sangat besar. Dari ujung gua terlihat sinar yang begitu terang. Ketiga sahabat tersebut semakin penasaran dan masuk mengikuti sinar terang tersebut. Begitu mereka semakin mendekati sinar itu, terdengar suara lantang: “Anak-ku kehadiran kalian sudah lama kunantikan, mari mendekatlah…” Ketiga sahabat tersebut semakin ketakutan namun mereka juga semakin penasaran, sehingga tanpa sadar mereka semakin mendekati sinar terang itu. Dan setelah mereka sampai di sinar terang itu, tampaklah seorang Pertapa dengan mahkota diatas kepalanya sedang duduk bersila di depan sinar terang tersebut.

Kemudian terdengarlah suara lembut: “Jangan takut anakku, kemarilah mendekat, duduklah dekat sini, aku ada hadiah buat kalian bertiga…” Ketiga sahabat segera duduk mendekat dengan Pertapa tersebut.

Kemudian sang Pertapa kembali berkata: “Anak-ku… aku mengikuti kehidupan kalian sejak kalian masih kecil sampai dengan saat ini, aku melihat perjuangan kalian, dan saat ini aku ada hadiah buat kalian bertiga, yaitu aku akan memberikan kalian 3 permintaan untuk kalian bertiga, masing-masing dari kalian boleh meminta 1 permintaan apa saja dan akan aku kabulkan, silahkan kalian minta apa saja pasti akan ku kabulkan.”

Mendengar perkataan sang Pertapa, ketiga sahabat tersebut bingung sekaligus senang, antara percaya dan nggak percaya, apakah mereka sedang mimpi atau tidak, kemudian Sahabat pertama berkata: “Sang Pertapa… apakah benar kami bisa minta apa saja yang kami mau? dan anda akan kabulkan apapun permintaan kami itu?”, Pertanyaan Sahabat pertama langsung dijawab oleh Sang Pertapa: “Benar anakku, aku memberikan kalian masing-masing 1 permintaan silahkan kalian minta apa saja pasti akan aku kabulkan…”

Mendengar jawaban Sang Pertapa, Sahabat Pertama langsung berkata dengan semangat: “Baik pertapa, kalau gitu saya akan meminta kepada anda, berikanlah saya kekayaan, uang dan perhiasan yang banyak yang bisa saya gunakan untuk apa saja semau saya…”

Sang Pertapa kemudian berkata: “Baik jika itu maumu, akan aku kabulkan, sekarang pulanglah, dan tidurlah yang nyenyak, besok engkau akan bangun dengan kekayaan berlimpah dan perhiasan yang banyak.” Sahabat pertama kembali berkata: “Horeee.. saya jadi kaya, terima kasih Pertapa, saya akan segera pulang sekarang dan besok saya siap menikmati kekayaan saya…” Sahabat Pertama segera meninggalkan Sang Pertapa dan teman-temannya, Sahabat Pertama pulang dengan hati yang senang.

Sahabat Kedua yang ikut mendengar pembicaraan antara Sahabat Pertama dan Sang Pertapa langsung berkata: “Wah asikkk nih, sekarang giliran saya yang akan mengajukan permintaan.” Sang Pertapa menjawab: “Ya… sekarang giliran engkau anakku, silahkan kau minta apa saja, pasti akan ku kabulkan.”

Mendengar perkataan Sang Pertapa, Sahabat Kedua langsung berkata: “Kalau gitu saya akan meminta yang lebih hebat dari Sahabat Pertama, yaitu saya meminta kekuasaan, karena kalau saya berkuasa, pasti saya akan kaya raya, untuk itu saya minta menjadi raja, tolong kabulkan permintaan saya Pertapa.”

Sang Pertapa kemudian berkata: “Baik jika itu maumu, akan saya kabulkan, sekarang pulanglah, dan tidurlah yang nyenyak, besok engkau akan bangun disebuah istana yang besar, dan engkau akan menjadi raja.”

Sahabat kedua kembali berkata: “Horeee.. aku jadi raja, terima kasih Pertapa, saya akan segera pulang sekarang dan besok saya siap menikmati kekuasaan saya…”. Kemudian Sahabat Kedua segera meninggalkan Sang Pertapa dan Sahabat Ketiga, Sahabat Kedua pulang dengan hati yang senang.

Sekarang tinggal Sahabat Ketiga yang akan mengajukan permintaan, Sang Pertapa menunggu apa yang akan diminta oleh Sahabat Ketiga, setelah menunggu agak lama maka Sang Pertapa berkata: “Hai anakku… kenapa engkau diam saja? Tidak adakah permintaan yang ingin kau ajukan?”

Sahabat Ketiga terdiam kemudian Sahabat Ketiga berkata: “Sang Pertapa… sebelum saya mengajukan permintaan, mohon ijinkan saya untuk mengajukan 1 pertanyaan: anda sudah melihat kehidupan saya dari kecil sampai dengan saat ini, nah… jika anda jadi saya, maka permintaan apa yang sebaiknya saya minta… maksud saya permintaan apa yang sebaiknya saya minta untuk masa depan saya.”

Mendengar pertanyaan Sahabat Ketiga, Sang Pertapa tersentak kaget dan kagum, karena Sahabat Ketiga ini berbeda dengan kedua sahabatnya, serta dari sekian banyak orang yang permintaannya dikabulkan oleh Sang Pertapa, baru kali ini ada orang yang yang bertanya seperti itu, maka Sang Pertapa berkata: “Anakku… saya terkesan dengan pertanyaanmu, karena baru kali ini ada yang bertanya seperti itu kepada saya, untuk itu saya akan menjawab dengan sepenuh hati, jika saya ada diposisimu, maka saya akan meminta kebijaksanaan (wisdom) dan kerendahaan hati, agar dapat membuat keputusan yang terbaik, dalam setiap pilihan hidup dan menjalaninya dengan baik, maka engkau akan bahagia.

Bagaimana anakku, apakau engkau mau kuberikan kebijaksanaan dan kerendahan hati?” Kemudian Sahabat Ketiga menjawab: “Baik Pertapa, saya rasa itu adalah permintaan yang terbaik, untuk itu mohon kabulkan permintaan saya ini, yaitu berikanlah saya kebijaksaan dan kerendahan hati.”

Sang Pertapa kemudian berkata: “Baik jika itu maumu, akan saya kabulkan, sekarang pulanglah, dan tidurlah yang nyenyak, besok engkau akan bangun dan menjadi manusia yang bijaksana dan rendah hati.” Sahabat Ketiga kembali berkata: “Terima kasih Pertapa atas kebaikan hati anda, saya ijin pamit pulang sekarang.” kemudian Sahabat Ketiga meninggalkan Sang Pertapa untuk kembali kerumah.

Keesokan harinya ketiga Sahabat bangun dan keinginan mereka pun masing-masing terwujud, Sahabat Pertama menjadi orang yang sangat kaya raya, penuh dengan uang dan perhiasan. Sahabat Kedua menjadi seorang raja, dan Sahabat Ketiga bangun menjadi manusia yang bijaksana dan rendah hati. Ketiga sahabat hidup sesuai dengan permintaan mereka masing-masing.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun pun berganti tahun, tak terasa sudah 10 tahun ketiga sahabat hidup sesuai dengan permintaan mereka masing-masing. Suatu saat Sahabat Ketiga mulai mencari keberadaan dari Sahabat Pertama dan Sahabat Kedua, setelah dicari cukup lama Sahabat Ketiga, akhirnya bertemu dengan Sahabat Pertama, dia sangat kaget melihat kondisi sahabat pertamanya tersebut, karena saat ditemui ternyata Sahabat Pertama hidup dalam kondisi miskin dan mengenaskan, Sahabat Pertama bercerita bahwa pada saat dia diberikan kekayaan, dia tidak menggunakannya dengan bijak, sehingga kekayaannya cepat habis dan akhirnya dia kembali miskin.

Sahabat Ketiga juga bertemu dengan Sahabat Kedua, dan ternyata saat ini Sahabat Kedua sedang berada di dalam penjara. Sahabat Kedua bercerita bahwa saat dia diberikan kekuasaan, dia tidak bisa menggunakan kekuasaannya dengan bijak, ia memerintah dengan tangan besi, sehingga membuat rakyatnya tidak suka dan melakukan pemberontakan, dan akhirnya Sahabat Kedua masuk penjara.

Di saat yang sama, Sahabat Pertama dan Sahabat Kedua terheran-heran dengan Sahabat Ketiga, karena terlihat kehidupan Sahabat Ketiga sangat baik dan bahagia, dan ternyata Sahabat Ketiga saat ini menjadi raja yang arif dan bijaksana dan dicintai oleh rakyatnya. Sahabat Ketiga pun bercerita bagaimana ia akhirnya menjadi raja yang arif dan bijaksana, karena dia meminta kepada pertapa untuk menjadi manusia yang bijaksana dan rendah hati.

Sahabat UntungDiCoverDotCom, pada saat kita panjatkan doa permohonan, seringkali fokus utamanya adalah “keinginan kita” atau “diri kita sendiri.” Kita merasa jika TUHAN mengabulkan keinginan kita tersebut, maka kita akan menjadi lebih baik dan bahagia.

Seorang bijak pernah berkata: adalah lebih baik, jika saat kita panjatkan doa permohonan fokus utama kita adalah TUHAN, yaitu dengan bertanya kepada-NYA apa yang TUHAN kehendaki untuk kita lakukan dalam hidup kita, kemudian lakukan apa yang TUHAN minta untuk kita lakukan, niscaya kehidupan kita akan lebih baik dan bahagia.