Pelayan

Hai sahabat yang beruntung… apa kabar? Sehat-sehat ya kawan… Kali ini kami akan menceritakan kisah mengenai “Abdi Dalem” selamat menikmati…

Master Bercerita: Kisah Putri Raja Asoka - Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
http://www.tzuchi.or.id/ruang-master/master-bercerita/master-bercerita-kisah-putri-raja-asoka/12977

“Pengawal… cepat cari Abdi Dalem sekarang, suruh dia menghadap saya sekarang juga!..” “Baik tuan laksanakan, saya cari Abdi Dalem sekarang juga…” Itulah perintah Sang Saudagar Kaya kepada Pengawalnya untuk meminta agar Abdi Dalem segera menemuinya. Tak lama Pengawal tersebut kembali bersama Abdi Dalem, kemudian berkatalah Sang Saudagar Kaya: “Tinggalkan kami berdua, saya ingin berbicara empat mata dengan Abdi Dalem!…” “Baik Tuan, saya ijin pamit” sahut Pengawal, Pengawal tersebut meninggalkan Saudagar Kaya dan Abdi Dalem, kemudian berkatalah Saudagar Kaya: “Abdi Dalem mendekatlah kemari ada hal yang ingin saya bicarakan.” “Baik tuan, apa yang tuan mau saya kerjakan untuk tuan” sahut Abdi Dalem sambil berjalan mendekat. “Sudah berapa lama kamu mengabdi di rumah ini” tanya Saudagar Kaya. “Nampaknya sudah sangat lama tuan sejak aku masih menjadi Abdi Dalem dari Ayah tuan.” Jawab Abdi Dalem. ”Wah sudah lama sekali ya kamu mengabdi di keluarga ini, saya sangat menghargai kesetiaanmu kepada keluarga saya ini. Begini saat ini saya ingin menitipkan kepadamu kunci dari kamar yang berisi segala warisan dari keluarga saya ini turun temurun, kunci ini sangat penting, mohon kamu jaga kunci ini sebaik mungkin, jangan sampai hilang atau jatuh ke tangan orang lain karena akan sangat membahayakan keluarga saya, saya harap kamu bersedia menerima tanggung jawab ini”

Mendengar perkataan Saudagar Kaya, Abdi Dalem diam seribu bahasa tidak bisa berkata apa-apa dan dengan kata terbata-bata Abdi Dalem berkata: “Tuanku yang paling saya hormati, saya merasa tidak pantas diberikan kepercayaan sebesar itu, apakah tidak ada orang lain yang lebih pantas untuk menjaga kunci warisan itu selain saya? Karena itu adalah kunci menuju ruangan yang paling berharga di keluarga tuan” Perkataan Abdi Dalem langsung di jawab oleh Sang Saudagar Kaya: “Saya sudah memikirkan hal ini masak-masak, dan kamulah orang yang paling tepat, dan yang paling saya percaya diantara semua pelayan saya. Ini terimalah kunci ini dan mohon jaga kunci ini dengan sebaik mungkin dengan segenap jiwa dan ragamu.” “Baik… jika itu sudah menjadi kehendak tuan, aku akan menerima amanah ini, dan akan menjaga kunci ini dengan segenap jiwa dan ragaku…” sahut Abdi Dalem sambil menerima kunci dari tuannya. “Sekarang pergilah dan silahkan lanjutkan kembali pekerjaanmu!… ” Perintah Saudagar Kaya.

Abdi Dalem membungkuk kemudian berjalan pergi meninggalkan tuannya, dalam hati Abdi Dalem berkata: “Tuan mempercayakan kepadaku hal yang begitu besar, aku harus menjaga amanah ini dengan sebaik mungkin.”

Hari berganti hari bulan berganti bulan dan tahun pun berganti tahun, Abdi Dalem selalu membawa kunci yang paling berharga itu dengan mengalungkannya di lehernya, sesekali Abdi Dalem menyentuh kunci tersebut untuk mengecek, apakah kunci tersebut masih tergantung di lehernya, dan setiap kali kunci tersebut masih tergantung di lehernya, maka Abdi Dalem merasa tenang.

20 Gambar Kartun Orang Di Pasar- 130 Gambar Ilustrasi Pasar Tradisional Yang Mudah Digambar - Download Pasar Tradisional Vs Pasar M… | Gambar kartun, Seni, Gambar
https://id.pinterest.com/pin/593067844666929017/

Suatu ketika seperti biasa Abdi Dalem pergi ke pasar di pagi hari untuk membeli kebutuhan bahan makanan, sesampainya di pasar tidak diduga ternyata pasar tersebut sangat ramai dan penuh sesak dengan banyaknya pembeli,  tampaknya para pembeli tersebut banyak yang berasal dari luar kota, dan karena bahan makanan yang dijual sudah mulai habis karena banyaknya pembeli, maka bergegaslah Abdi Dalem menuju setiap pedagang untuk membeli kebutuhan bahan makanan, dalam hati Abdi Dalem berkata: “waduh… kok tumben ramai sekali pasar ini, wah… bahan makanan yang dijual sudah mulai habis lagi, aku harus bergegas, jangan sampai kehabisan, bisa repot nanti kalau kehabisan.” namun karena penuh sesak maka Abdi Dalem harus berjuang keras diantara sesaknya kerumunan manusia untuk bisa membeli semua kebutuhan bahan makanan yang diperlukan.

Sesampai di rumah, Abdi Dalem langsung membereskan semua bahan makanan yang telah dibelinya dan menatanya di rak-rak bahan makanan dengan rapih sesuai jenis bahan makanan yang telah dibelinya, agar mudah mencarinya jika dibutuhkan kelak. Selesai menata bahan makanan dan hendak mandi, seperti biasa Abdi Dalem menyentuh kalung kunci untuk mengecek apakah kunci tersebut masih tergantung di lehernya, namun hal diluar dugaan terjadi, kunci yang biasa tergantung di lehernya hilang, Abdi Dalem sangat shok, Abdi Dalem sampai membuka semua pakaiannya untuk mengecek kunci tersebut di sela-sela kantong, sambil berharap agar kunci tersebut bisa ketemu, dan benar kunci tersebut sudah hilang.

Abdi Dalem menduga, kunci tersebut pasti jatuh di pasar pada saat desak-desakan belanja bahan makanan pagi tadi.

Abdi Dalem langsung memakai kembali semua pakaiannya memakai sendalnya, keluar rumah dan langsung berlari ke arah pasar, Abdi Dalem sangat panik, cemas, kalut dan ketakutan “Aduh celaka ini … aku harus segera menemukan kunci itu… semoga kunci itu bisa ketemu, bagaimana jika tidak, haduh aku takut banget, ya TUHAN semoga bisa ketemu kunci itu…” Abdi Dalem berlari makin cepat dalam kekalutannya, dan setibanya di pasar yang sudah agak sepi, Abdi Dalem langsung mencari ke setiap sudut pasar, di setiap ruas jalan, sampai dengan got-got dan tempat sampah yang ada di pasar, Abdi Dalem juga bertanya kepada setiap penjual dan setiap pengunjung yang masih ada di pasar, apakah melihat kunci jatuh, tapi tidak ada satu orang pun yang melihat kunci jatuh.

Hari semakin sore dan pasar menjadi semakin gelap, Abdi Dalem terus dan terus mencari kunci tersebut, dengan perasaan kalut, wajah pucat serta keringat bercucuran, Abdi Dalem sangat berharap bisa menemukan kunci berharga itu. Namun usaha Abdi Dalem sia-sia, sampai malam hari dan pasar sudah gelap, Abdi Dalem belum bisa menemukan kunci berharga itu. Dengan perasaan kecewa, kalut, lemas dan sedih bercampur takut, Abdi Dalem berjalan lunglai kembali pulang. Sesekali Abdi Dalem melihat ke arah jalan yang dilaluinya siapa tahu menemukan kunci tersebut di jalan yang dilaluinya. Pikiran Abdi Dalem pun sangat berkecambuk, “apakah yang harus aku sampaikan ke tuanku, bagaimana nanti jika tuan marah dan tidak percaya lagi kepadaku? Apa yang harus aku katakan? Apakah aku harus jujur mengatakan ini kelalaianku apa lebih baik aku berbohong dan mengarang cerita, supaya tuanku tidak marah? Tapi nanti kalau ketahuan bohong gimana? Aduh… aku sangat bingung membayangkan semua hal itu… TUHAN… tolong bantu aku…”

Master Bercerita: Tukang Sepatu Menjadi Raja - Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
http://www.tzuchi.or.id/ruang-master/master-bercerita/master-bercerita-tukang-sepatu-menjadi-raja/12952

Sesampai di rumah, dalam kesedihannya Abdi Dalem akhirnya memutuskan untuk menemui Saudagar Kaya dan menyampaikan mengenai hilangnya kunci berharga tersebut serta mengatakan apa adanya, Abdi Dalem akan menyapaikan permohonan maafnya dan akan menerima semua hukuman yang akan diberikan kepadanya.

Keesokkan paginya, pagi-pagi buta, Abdi Dalem segera menemui pengawal pribadi Sang Saudagar Kaya untuk mohon ijin bisa dipertemukan dan berbicara dengan Saudagar Kaya. Pengawal meminta Abdi Dalem untuk menunggu sampai Saudagar Kaya memanggilnya.

Saat hari hampir siang, Sang Pengawal memanggil Abdi Dalem untuk segera menemui Saudagar Kaya: “Hai Abdi Dalem, tuan sekarang ada di ruang keluarga, kamu diminta untuk menemui beliau sekarang di ruang keluarga tersebut, ditunggu!…” Abdi Dalem mengangguk dan segera bergegas berjalan ke ruang keluarga, Abdi Dalem berjalan dengan was was namun semakin memantapkan hatinya untuk berkata jujur dan siap menerima semua resiko dengan ikhlas.

Sesampainya di ruang keluarga Saudagar Kaya, Abdi Dalem segera masuk dan menemui Sang Saudagar Kaya yang sedang duduk meminum teh kesukaannya, maka berkatalah Saudagar Kaya: “ Hai… Abdi Dalem, kemarilah mendekat… apa yang ingin kamu sampaikan” Dengan wajah tertunduk sedih berkatalah Abdi Dalem dengan terbata-bata: “Tuanku… aku sangat menyesal dan mohon ampun… aku telah lalai dan aku bersalah… aku telah menghilangkan kunci berharga yang tuan titipkan kepadaku… aku merasa kehilangan kunci itu saat aku belanja bahan makanan kemarin pagi. Aku mohon ampun tuan karena tidak bisa menjaga kepercayaan tuan. Aku siap menerima segala hukuman yang akan tuan berikan kepadaku…”

Mendengar perkataan Abdi Dalem, Saudagar Kaya terdiam, suasana menjadi hening, tak lama berkatalah Saudagar Kaya: “Abdi Dalem… aku hargai kejujuranmu dan keberanianmu untuk berkata jujur kepadaku, memang kamu bersalah karena lalai dan menghilangkan kunci tersebut… namun kejujuran dan keberanianmu untuk berkata jujur itulah yang lebih berharga dimataku, semua orang bisa lalai dan bersalah namun tidak semua orang berani menghadapi masalahnya dan berkata jujur, mengenai kunci tersebut kamu tidak perlu khawatir karena kemarin sore telah dikembalikan kepadaku oleh pedagang pasar yang melihat kunci itu jatuh dari lehermu…

Cerita Anak Anak Pendek : Saudagar Sombong dan Kikir
https://dongengceritarakyat.com/cerita-anak-anak-pendek/

Sekarang sebagai hadiah dari keberanianmu untuk menyelesaikan masalah serta kejujuranmu, maka saya akan serahkan kembali kunci ini kepadamu tolong jaga kunci ini baik-baik, dan sebagai hadiah dari kejujuran dan keberanianmu, maka saya mengangkatmu menjadi tangan kanan saya untuk membantu saya dalam menjalankan segala usaha saya. Kejujuranmu dan keberanianmu sangat mahal dimata saya.”

Abdi Dalem sangat kaget mendengar ucapan Saudagar Kaya karena Abdi Dalem tidak menerima hukuman seperti yang disangkakannya namun malah menerima penghargaan karena kejujuran dan keberaniannya tersebut. Abdi Dalem sangat bersyukur karena dia memilih untuk berkata jujur daripada membohongi tuannya.

Sahabat UntungDiCoverDotCom, dalam hidup ini banyak sekali kejadian diluar dugaan yang menimpa hidup kita, ada kejadian yang positif maupun negatif, bahkan ada juga kesalahan ataupun kelalaian yang tidak sengaja kita lakukan.

Seorang bijak pernah berkata: 20% kejadian dalam hidup kita terjadi diluar rencana dan kehendak kita, namun yang menentukan kehidupan kita adalah 80% sikap kita dalam menghadapinya.

Mintalah kepada TUHAN dalam setiap doa kita, agar kita diberikan keberanian, kejujuran dan keikhlasan dalam menghadapi segala permasalahan yang menimpa hidup kita, niscaya kita akan memperoleh kebahagiaan dalam hidup kita.

 

Terima kasih, Salam sukses dan sehat selalu.